Total Tayangan Halaman
Senin, 27 Februari 2012
Pertanian monokultur
MACAM-MACAM POLA TANAM
A. MONOKULTUR
Pertanaman tunggal atau monokultur adalah salah satu cara budidaya di lahan pertanian dengan menanam satu jenis tanaman pada satu areal. Cara budidaya ini meluas praktiknya sejak paruh kedua abad ke-20 di dunia serta menjadi penciri pertanian intensif dan pertanian industrial. Monokultur menjadikan penggunaan lahan efisien karena memungkinkan perawatan dan pemanenan secara cepat dengan bantuan mesin pertanian dan menekan biaya tenaga kerja karena wajah lahan menjadi seragam. Kelemahan utamanya adalah keseragaman kultivar mempercepat penyebaran organisme pengganggu tanaman (OPT, seperti hama dan penyakit tanaman).
Cara budidaya ini biasanya dipertentangkan dengan pertanaman campuran atau polikultur. Dalam polikultur, berbagai jenis tanaman ditanam pada satu lahan, baik secara temporal (pada waktu berbeda) maupun spasial (pada bagian lahan yang berbeda).
Pertanaman padi, jagung, atau gandum sejak dulu bersifat monokultur karena memudahkan perawatan. Dalam setahun, misalnya, satu lahan sawah ditanami hanya padi, tanpa variasi apa pun. Akibatnya hama atau penyakit dapat bersintas dan menyerang tanaman pada periode penanaman berikutnya. Pertanian pada masa kini biasanya menerapkan monokultur spasial tetapi lahan ditanami oleh tanaman lain untuk musim tanam berikutnya untuk memutus siklus hidup OPT sekaligus menjaga kesehatan tanah.
Istilah "monokultur" sekarang juga dipinjam oleh bidang-bidang lainnya, seperti peternakan, kebudayaan (mengenai dominasi jenis aliran musik tertentu), atau ilmu komputer (mengenai sekelompok komputer yang menjalankan perangkat lunak yang sama).
Monokultur (pada saat tanaman mulai produktif, pada saat tanaman muda < 2 tahun dilakukan tumpang sari dengan sayuran)jarak tanam yang dgunakan bervariasi dari satu lokasi yang lainnya.Kebunjeruk di dataran rendah (lahan basah) jarak tanamnya relatif lebih jarangdibanding kebun jeruk di dataran tinggi, karena 40% dari lahan basah terpakai untuk keper-luan pembuatan drainase dan pembuatan jalan. Di awal biasa digunakan jarak tanam 3 x 3 meter atau 3,5 x 3,5 meter. Tetapi jarak tanam yang dianjurkan untuk jeruk manis adalah 4 x 4 meter. Jarak tanam yang lebih besar umumnya tidak memberi pengaruh terhadap tanaman kecualirendahnya populasi tanaman per hektarnya.jika usaha perkebunan jeruk dirancang untuk periode 10 tahunmaka cukup menggunakan jarak tanam yang pendek misalnya 5 x 5meter.jika umur lebih dari 10 tahun produksi masih baik dan jika kebun masih dipertahankan sebaiknya dilakukan penjarangan dengan menebangpohonpohonyang kurang produktif. Dengan jarak tanam 4,5 x 4,5 meter maka dalam 1 hektar akan terdapat 800 pohon. Sebelum penanaman, lubangtanamyang sudah dibuat diisi dengan pupuk kandang/kompos yang dicampur tanah lapisan atas. Dalam hal ini diasumsi jarak tanam jeruk dataran tinggi 5,2 x5,2 m atau 364 batang pohon per hektar. Sedangkan di dataran tinggi 4 x4 m atau800 pohon per hektar. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
Pola tanam monokultur memiliki pertumbuhan dan hasil yang lebih besar daripada pola tanam lainnya. Hal ini disebabkan karena tidak adanya persainganantar tanaman dalam memperebutkan unsur hara maupun sinar matahari, akantetapi pola tanam lainnya lebih efisien dalam penggunaan lahan karena nilai LERlebih dari 1.Kelebihan sistem ini yaitu teknis budidayanya relatif mudah karena tanaman yang ditanam maupun yang dipelihara hanya satu jenis. Namun, di sisi lain, Kelemahan sistem ini adalah tanaman relatif mudah terserang hama maupun penyakit.
sumber : http://planthospital.blogspot.com/2011/11/cropping-pattern.html
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar